Sumber
: http://www.speedytaqwa.com/gambar/shop/shop-35-besar.jpg
|
Minggu lalu, teman sya minta tolong
untuk antarkan motornya d bengkel. Maklum,, hampir 2 bulan oli motornya belum diganti. Ini
kadang yang menjadi masalah bagi manusia cuman tahu pakai . perhatiannya kepada
barang yang dipakai sangat minim sekali . diibaratkan seperti motor, dibilang
rusak ketika motor itu nda bisa jalan atau mesinnya nda nyala.
Sesampai dibengkel, ternyata nda da
konsumen lain yang ingin memperbaiki motornya baru saya seorang. Kemundian saya
langsung mengutarakan kerusakan2 motor yang akan diperbaiki pada sang montir,
yakni ganti oli, ganti kampas rem dll.
Montir : de’ biayanya untuk semua 60
ribu.
Sya : oh iya…
Bengkel ini, sewaktu saya MABA masih
berupa gubuk kecil, Alhamdulillah sekarang sudah berkembang. Pemilik bengkel ini
juga bercerita bahwa dari bengkelnya ini bisa mengahidupi keluarganya dan
membuat rumah. Saya kagum dengan usaha dan kerja keras sang montir (pemilik
bengkel).
Tak lama kemudian ada pengunjung lain
yang datang dengan tingkah yang membuat sang montir jengkel. Hal ini membuat
sang montir tidak melayaninya dangan maksimal. Semestinya memang para konsumen
harus dilayani dengan baik namun pelayanan seseorang bisa maksimal ketika attitude terhadap seseorang harus baik
pula.
Montir : de’ kampas remnya belum rusak,
hanya perlu dibersihkan. Jadi nda usah mi diganti.
Saya ; iya pak.
Dari sang Montir saya
mendapatkan pesan-pesan singkat yang memang
harus dimiliki manusia yakni : saling menghargai. Ini penting, apapun itu
jabatannya serta kejujuran harus diterapakan apalagi kita yang memiliki usaha
bengkel yang selalu jadi perhitungan konsumen yakni bagaimana pelayanannya?
Rezeki itu kadang dipengaruhi oleh kejujuran kita terhadap apa yang kerjakan.
Montir : O.K de’ sudah selesai..!
Saya : oh iya pak. Makasih bantuannya
Montir ; sama-sama. maaf klaw
pelayanan kurang maksimal.