Adventure kali ini
saya melakukan pendakian di puncak gunung bulusaraung. Bulusaraung merupakan
salah satu hutan konservasi pemerintah kab. Pangkep. Hutan konservasi ini
memiliki beberapa macam flora seperti tumbuhan rotan, kemiri, kelapa serta
beberapa tumbuhan warga yang sengaja ditanam di sekitar jalur pendakian serta
spisis fauna seperti kera hitam (maccaca maura) kupu – kupu
(triodes holiptron), musang (macrogolidia masenbraiki) dan masih banyak yang
laingnya. Selain dijadikan sebagai hutan konversi, banyak pencinta
alam, atau organisasi kepramukaan melakukan kegiatan disini seperti diksar,
camping serta kegiatan penaklukan puncak gunung bulusaraung.
Bulusaraung
terletak di desa tompobulu, Kec. Balocci, Kab. Pangkep Sulawesi
Selatan. Untuk bisa sampai di desa ini bisa menggunakan motor dan mobil
(direkomendasi hartob atau pajero sport) berhubung jalan untuk masuk sangat
terjal. Adapun jarak dari kota makassar sekitar 70 km.
Bulusaraung
memiliki ketinggian 1353 mdpl dengan 10 titik pos. Untuk teman2 yang
ingin mendaki di puncak, langsung saja ke desa terakhir (Desa Tompobulu). Untuk
masuk ke area ini terlebih dahulu melapor di pihak setempat yakni di rumah
kepala Desa Tompopulu itu sendiri sekaligus dapat menitipkan kendaraan teman2.
Biaya masuk dikenakan Rp. 3000/ orang sedangkan biaya parkir motor Rp.
3000/hari dan mobil dikenakan Rp.6000/hari.
Setelah mendapatkan referensi tentang bulusaraung,
tepatnya hari sabtu, 13 april 2013 saya dan 9 rekan saya (dadang aryanda
tambang 09, khalis tambang 09, acca spil09, ahid elektro 09, afdal fkm 09, aman
ekonomi 09, k’ sofyan, rusdin perikanan 12, dan saiful perikanan 12) kami
melakukan pendakian di gunung Bulusaraung. Bagi saya ini merupakan silahturahim
puncak ketiga gunung yang ada di Sulawesi Selatan. Sebelumnya saya sudah
silaturahim di puncak latimojong tahun 2010 dan 2011 serta bulan 11 tahun 2012
kemarin bersilaturahim dengan puncak bawakaraeng.
Pukul 16.30 wita kami tinggalkan perkampungan menuju puncak. Jalur
untuk ke puncak berupa tanah dan kerikil yang sangat memberatkan jika hujan
turun. Selain itu jalurnya cukup jelas kerena terdapat tanda penunjuk arah.
Jadi keraguan untuk kesasar sekitar 5 %.
Dalam perjalan kami bertemu teman2 dari geofisika unhas serta
adik2 dari SMA 21 makassar yang akan puncak juga. Awalnya kami agak ragu karena
saya dan teman2 belum pernah kesini sebelumnya. Kerangguan itu hilang, ketika
banyak pendaki lain yang ingin melakukan pendakian pada hari itu.
Jarak antar pos tidak terlalu jauh yakni berkisar 130-250 meter.
Pendaki umumnya cuman membutukan 15-20 menit tiap posnya . Dari pos
1 hingga pos 8 jalur berupa tanjakan sekitar 50-70 derajat. Sedangkan dari pos
8- ke pos 9 jalur cukup datar dengan jarak sekitar 500 meter. Pada pos 2,3 dan
4 terdapat gazebo yang biasa digunakan sebagai tempat peristrahatan. Sumber
air dapat ditemukan di pos 5 dan pos 9. Dan umumnya para pendaki membuat base
camp di pos 9 berhubung akan lebih dekat puncak bulusaraung.
Tepat pukul 19.30 wita kami sampai di pos 9 dan mendirikan base
camp. Ternyata telah ada beberapa tim yang sudah datang lebih awal.
Suasana di pos 9 cukup ramai sekitar 25 tenda berdiri dan sekitar 100 orang
pendaki yang datang. Menurut petugas registrasi pendakian,
setiap akhir pekan memang banyak pendaki yang datang dan jika tidak
beruntung kita tidak mendapatkan tempat untuk mendirikan tenda di pos 9.
Setelah
shalat shubuh sabtu, 14 april 2013 kami lanjutkan perjalan ke pos 10
dimana di pos 10 tersebut merupakan puncak tertinggi gunung bulusaraung. Untuk
sampai di puncak membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan jalur cukup terjal.
Selain treanggulasi di
pos 10 terdapat pemancar radio yang masih berfungsi sampai sekarang.
Segarnya
udara pegunungan serta keindahan pemandangan ciptaan allah menjadi obat mujarab
bagi pendaki yang lelah berjalan dari pos kepos. Hal inilah yang tidak bisa
terbayarkan dengan materi. Perlu kita sadari kita sebagai makhluk ciptaan allah mesti banyak bersyukur kepada Allah yang telah banyak memberikan nikmat-Nya.
ooO Safaruddin
Iyando Ooo