sumber: affar photoes |
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu dan akhirnya
akan memasuki lebaran idul adha 1434 H yanik akan berlangsung esok hari selasa
15 oktober 2013. lebaran kali ini saya putuskan untuk lebaran di kompleks rumah
kos saya yakni tamalanrea, kota Makassar.
Semenjak kuliah di Makassar (dari tahun 2009),
saya belum pernah merayakan hari raya
idul adha bersama keluarga di Muna, Sultra. Sebenarnya bukan suatu keharusan
untuk bisa melaksanakan perayaan hari raya idul adha bersama keluarga tapi pada
dasarnya berkumpul sama keluarga merupakan moment terindah yang sulit untuk
didapatkan.
Tahun 2009-2011 saya berlebaran di Antang, tidak jauh
dari kompleks saya. Di sana saya tinggal di rumahnya tetangga saya yang ada di
Muna yang kebetuan sekarang sudah kerja dan dan berkeluarga di Makassar.
Tahun 2012 kemarin saya merayakan lebaran idul adha di
gowa (malino). Untuk kesana butuh waktu satu jam perjalanan. Daerah cukup
indah di mana alamnya masih terjaga
yakni pemandangan hijau masih bisa rasakan udara segar dan hawa dingin pohon
pinus masih bisa kita rasakan. Jadi, nda salah kalau banyak pengujung dari kota
Makassar bahkan dari daerah lain datang berkunjung kesini.
Saya menulis ini, cuman ingin berbagi cerita atau
pengalaman lebaran di kampung orang. Sebenarnya perbedaan yang mendasar
berlebaran di kampung orang/di perantauan cuman pada kebersaman dengan
orangtua. Di mana permintaan maaf langsung ke depan orangtua itu yang urgent
walaupun sebenarnya bisa dilakukan kapanpun tapi moment tapat untuk melakukan
itu yakni pada waktu hari lebaran. Beda hal dengan kita yang lagi perantauan
mungkin permintaan maaf hanya bisa dilakukan via talepon atau SMS yang
merupakan terbaaik saat ini.
Hal yang perlu ingat lagi pada lebaran idul adha yakni
kisah terhadap nabi Ibrahim as dan anaknya Ismail as yang mungkin kita sudah
pada tahu semua. Di mana keikhlasan cobaan nabi Ismail yang akan disembelih
oleh ayah Nabi Ibrahim serta keteguhan hati Nabi Ibrahim untuk melaksanakan
perintah Allah SWT itu. Hal inilah yang menjadi salah factor kenapa umat muslim
sangat senang jika berkumpul bersama kelurga.
Mumpung saya menulis ini hari Arafah di mana umat
muslim disunahkan untuk melaksanakan puasa padahari tersebut. Dinamakan puasa
Arafah karena saat itu jamaah haji sedang wukuf di terik matahari
di padang Arafah.
Mengenai
hari Arofah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ
هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak
membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka
lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah
berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Ibnu
Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arofah adalah hari pembebasan dari api
neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang sedang wukuf di
Arofah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf. Oleh
karena itu, hari setelah hari Arofah –yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘ied
bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak
melaksanakannya sama-sama akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan
ampunan pada hari Arofah.” (Lathoif Al Ma’arif, 482)
Mengenai
keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ
عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan
dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan
menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Ini
menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk mendapatkan
pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa mendapatkan pengampunan
dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya ...
Hari
Arafah pun merupakan waktu mustajabnya do’a sebagaimana disebutkan dalam
hadits,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ
أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada
hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para
Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul
mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala
kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)”.”
(HR. Tirmidzi, hasan)
Untuk itu di hari Arafoh ini saya ingin mendoakan
saudara-saudaraku umat muslim yang menjalankan ibadah haji semoga bisa menjadi haji
yang mabrur dan di ridhoi oleh Allah SWT serta berdoa agar kedua orangtuaku dan
keluarga saya diampuni segala dosanya dan dijauhkan dari api nekara.
Terakhir, doaku yang Rabb “ terimahkasih atas segela
nikmat yang selalu Engakau berikan kepadaku, ampunilah segala dosaku,
jauhkanlah aku dari siksa api neraka dan jauhkan dari fitnah dajjal. Pertemukanlan
aku dengan wanita yang Engakau ridhoi serta berikan aku jalan untuk bias melanjutkan
pendidikan di negeri instambul Turki serta bias bias berkunjunf di Negara,
brunai, mesir, mekkah, madinah, palestina, jepang, Australia.”