Pada dasarnya masyarakat di desa menginginkan kehidupan yang ramai,
perkembangan teknologi yang pesat serta porperti lain yang menjadi idaman
setiap orang yakni kehidupan di kota besar. Begitupula halnya dengan masyarakat
di kota yang merindukan kehidupan yang sunyi, tenang, hiruk pikuk yang tidak
mengganggu peristrahatan setiap hari sehingga mereka menginginkan kehidupan di
desa. Begitulah manusia yang selalu menginginkan sesuatu yang tidak
dimilikinya, dirasakannya. Karena pada dasarnya dimanapun kita berada kita
masih memiliki sesuatu yang lebih yang perlu kita syukuri.
Libur akhir semester 7 (januari 2013) saya manfaatkan balik ke kampung
halaman. Yakni kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna. Awalnya saya nda da rencana
untuk balik namun ada beberapa alasan yang mengubah pikiran saya
untuk balik di kampung halaman.
a. Rencana
kerja praktek bulan 1 dibatalkan berhubung lamaran yang diajukan terlalu
mendadak.
b. Urusan
administrasi kampus udah diselesaikan sehingga masih ada beberapa waktu kosong
dan belum ada agenda penting didalamnya
c. Saat
ini kondisi badan saya lagi nda fit butuh tempat yang nyaman untuk istrahat dan pemulihan kembali
d. Ingin
mengobati rasa rindu bisa bersama orang tua kembali.
Kota Bau-bau |
Dari 4 alasan ini, maka saya putuskan untuk balik di kampung. Tepatnya
tanggal 22 januari 2013 saya balik ke kampung dengan menggunakan jalur laut
yakni kapal pelni Tidar yang baru sebulan beroperasi yang memiliki rute Makassar – Bau-bau. Selama 13 jam
perjalanan akhirnya saya sampai di kota Bau-bau tepatnya pukul 12.00 Wita.
Setelah selesai melaksanakan Shalat Zhuhur, kemudian dilanjutkan perjalanan ke
pulau Muna dengan menggunakan kapal Very dengan biaya Rp. 8.000,- /orang. Biaya
ini naik dari bulan-bulan sebelumnya yakni Rp. 5.000,-/orang. Selain
menggunakan penyebarangan kapal Very, ada juga alternative lain untuk
penyeberangan yakni dengan Speed Boat namun biayanya 2 kali lipat dari biaya
Kapal Very yakni sekitar Rp. 15.000,- hingga Rp. 20.000/ orang.
Pelabuhan Very Wamengkoli |
Alasan saya memilih kapal Very disebabkan oleh murahnya biaya yang
dikenakan sekaligus tidak adanya desak-desakan penumpang karena ukuran Very
lebih besar dibandingkan dengan speed boat walaupun waktu yang dibutuhkan untuk
sampai d pulau Muna lebih lama dari Speed boat yakni 1,5 jam sedangakan Speed
Boat hanya memerlukan 45 menit.
Setelah sampai di pulau Muna kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
mobil yang sudah antri menunggu penumpang di terminal Wamengkoli (sekitar 200 m
dari pelabuhan Very). Diterminal ini kita tidak sulit mendapatkan mobil yang
akan kita tumpangi karena masing-masing supir langsung menawarkan kepada calon
penumpang. Apakah itu tujuan wakuru, mawasangaka raha, atau pun daerah lombe.
Ongkos mobil untuk sampai dirumah saya (daerah wakuru) yakni Rp.
20.000,-/orang.
Untuk besarnya biaya mobil pada prinsipnya dilihat wilayah tujuan dari
penumpang. Misalnya untuk tujuan lombe dikenakan 10.000,-/orang, untuk wilayah
wakuru naik menjadi 20,000,- sedangkan untuk wilayah Raha dikenakan 60.000,-. Sebenarnya
untuk bisa mengurangi ongkos mobil kerumahku (daerah wakuru), kita bisa gunakan
mobil nyambung yakni dari terminal Wamengkoli kita naik maobil tujuan lombe
dengan ongkos 10.000,-/orang kemudian dilanjutkan dengan mobil lombe tujuan
Wakuru dengan biaya Rp. 5000,-/orang. Namun alternative ini kadang mempersulit
kita kerena gonta ganti mobil bisa membuat kita capeh sekaligus kemungkinan
akan lama mendapatkan mobil tujuan Lombe-Wakuru jika kondisinya bukan pada hari
pasar. Sehingga saya selalu menggunakan mobil langsung tujuan Wakuru dengan
alasan sekali jalan dan tak perlu gonta-ganti transportasi.
siiipppp
BalasHapus