NEGARAWAN ADVENTURE TO LAMPOBATTANG MOUNTAIN, SULAWESI SELATAN

Puncak Lompobattang, Gowa, Sulawesi Selatan


Kali ini saya bercerita tentang perjalanan saya ke Gunung Lampobattang bersama Negarawan Adventure Team. Filosofi dari nama ini karena anggota team ini merupakan orang-orang yang pernah menjabat sebagai ketua salah satu organisasi kemahasiswaan yakni KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) tidak termasuk saya he he he . Misi ini merupakan misi yang mereka telah direncanakan dari tahun-tahun sebelumnya oleh kawan-kawan dari KAMMI, namun baru bisa terealisasikan kemarin 4-6  november 2013.

Senin, 4 november 2013 pukul 11 kami berkumpul di depan kampus Unismuh Makassar. Awalnya anggota team ini berjumlah 8 orang namun pada hari H mereka menyatakan tidak bisa ikut dalam perjalanan ini sehingga anggota ini cuman berjumlah 4 orang yakni (saya sendiri/afarmentox, bang Karim (Unismuh), Bang Sahrul (Unismuh), dan Bang Fadly (Unhas).

Kami meninggalkan Kota Makassar pukul 12 siang menuju Malakaji yakni perkampungan  terakhir kaki gunung Lampobattang. Gunung Lampobattang tepatnya terletak di dusun Lembang Bu’ne, kelurahan Cikoro’ kecamatan Tompobulu, kab. Gowa dengan ketinggian 2868 mdpl. Alhamdulillah kami tiba di dusun  tersebut pukul 4 sore dengan menggunakan kendaraan roda dua (motor).


Sebagai camp awal kami yakni dirumahnya Bang Sahrul di mana beliau adalah warga asli dusun tersebut (calon bupati Gowa 2019 he he he). Kurang lebih 1,5 jam, akhirnya  packing  persiapan pendakian selesai.  Tepatnya pukul setengah 6 sore kami meninggalkan camp, tak lupa kami meminta izin kepada Teta Ju’ma selaku orang yang dipercayakan di dusun tersebut mengenai perizinan pendakian ke gunung Lampobattang.

Base camp (rumah Bang syahrul)
Menyusuri jalan pengerasan menuju POS 1 yang dikelilingi oleh  variasi tanaman perkebunan warga serta indahnya sinar matahari sore yang kemerah-merahan menambah keindahan pemandangan di dusun ini.

Suara adzan berkumandang, akhirnya kami putuskan untuk break shalat di sebuah gubuk tua ukuran 1,5 x 3 m. gubuk tua itu milik Teta Coca yang tidak lain adalah paman Bang Sahrul. Beliau punya pengalaman banyak tentang G. lampobattang di mana di era 80-an beliau tiap minggu ke puncak Lampobattang dan ternyata yang bawa perlengkapan pemancar yang  ada di Puncak salah satu di antaranya adalah Teta Coca ini.



Gubuk tua Teta Caco, Lampobattang
Setelah selesai menunaikan kewajiban, kami lanjutkan kembali perjalanan dengan target camp di POS 3. Hembusan angin yang terus mengiringi langkah kami serta bintang-bintang dilangit yang menyinari perjalanan kami merupakan salah satu keistiwaan tersendiri jika melakukan perjalanan malam. Kicauan burung malam menjadi musik  penghibur di tengah gelapnya hutan.

Pukul 10 malam akhirnya kami sampai di POS 3. Area di pos 3 ini cukup datar dan dapat memuat 3 tenda. Setelah mendirikan tenda yang berkapasitas 4 orang, kami langsung merebahkan badan yang cukup lelah untuk persiapan perjalanan ke esok harinya.

Pukul 7 Pagi di hari minggu kami lanjutkan perjalanan kembali. Melewati pohon-pohon dan semak belukar sepanjang jalan menjadi salah satu keindahan di kawasan ini. POS demi POS kami lewati hingga sampai pada POS 7. Di POS 7 ini, keindahan pemandangan sekelilig mulai terasa. Awan-awan kelihatan berjalan menutupi punggung-punggung gunung.

Setelah istrahat beberapa menit kami lanjutkan kembali perjalanan. Jalur perjalanan dari POS 7 ini mulai memicu andreanalin dikarenakan jalur yang sangat sempit dan melewati batu cadas bebas di mana ketika tergelincir sedikit maka kita akan terporosok ke jurang. Begitu pula halnya dengan jalur lintasan POS 8 ke POS 9. Membutuhkan banyak energy dan kosentrasi yang lebih ketika melewati jalur ini.

Pukul 11 siang akhirnya kami sampai di pos 9. Stock air yang sudah berkurang serta rasa lapar yang sudah mengetuk-ngetuk perut kami sehingga kami putuskan makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan langkah kaki yang tingga satu pos lagi. 





Pos 9, Gunung Lampobattang, Gowa
Berjalan sekitar 150 m dari POS 9 akan terdengar  suara desiran air gunung.  Memuaskan diri dengan air dingin dan jernih dari gunung merupakan sesuatu yang luar biasa.

Setelah puas dengan air dingin di POS 9 dan memastikan stock air cukup untuk keperluan minum menuju POS 10 kami cepat-cepat balik ke tempat peristirahatan (pos 9) karena lambung tengah mengamuk sejak tadi.

Mie kuah dan ketupat akhirnya meredahkan amukan si lambung tengah. Asupan energy untuk perjalan ke pos 10 dirasa cukup, kami putuskan untuk lanjutkan perjalanan. Rasa penasaran akan ketinggian 2868 mpdl memotivasi kami untuk terus berjalan walaupun panas terik metahari terus mengikuti kami sejak kami berada pos 7 tadi.


Jalur lintasan pos 9 ke 10, Gunung Lampobattang, Gowa

Berjalan sekitar 45 menit dengan jalur yang cukup terjal, akhirnya kami sampai di puncak G. lampobattang. Rasa senang dan terharu kami bisa rasakan karena ini merupakan pertama kalinya menginjakkan kaki di Puncak G. Lampobattang. 

Panorama Awan yang terus bekejar-bekejaran serta manampilkan formasi yang terus berganti merupakan salah satu keindahan yang ada di puncak G. Lampobattang. Moment inilah kami gunakan untuk mengambil gambar sebanyak mungkin sebagai bahan carita dan kenangan di masa tua kelak.   



Puncak G. Lampobattang (2868 mdpl)

Setelah puas mengambil gambar, kami langsung bergegas balik balik. Pos demi Pos kami lewati satu persatu. Rasa letih terus menghampiri namun kami sudah merasa puas sudah bisa menginjakan kaki di puncak G. Lampobattang. Berusaha Mengejar waktu agar tidak bertemu malam di perjalanan, langkah kakipun terus kami pacu. Tak terasa akhirnya di saat adzan berkumandang kami pun sampai di dusun kaki gunung Lampobattang.

Sambutan kopi Malakaji saat kami sampai di basecamp (rumah bang Sahrul) oleh keluarga bang Sahrul membuat rasa letih kami  terobati.


Bersama keluarga Bang Syahrul, Malakaji


Saya ucapkan terima kasih banyak terutama buat Teta Coca dan Keluarga Bang syahrul  untuk suguhannya selama kami berada di situSemoga suatu saat nanti saya dapat berkunjung ke sini dengan moment tertentu.

Mungkin itu sedikit cerita perjalanan Negarawan Adventure  team,. Banyak cerita serta pelajaran yang didapat dari kawan-kawan semua.  Mengenal kalian merupakan suatu kebanggan tersindiri bagi saya pribadi. Apalagi misi saya 4 puncak Sulsel dapat terealisasikan bersama kalian “ Negarawan Adventure”. See you all again in next adventure…..‼‼
Salam Perubahan
Salam Negarawan  
Cintai alam di sekitarmu maka alam di sekitarmu juga akan mencintaimu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar