Puncak gunung Latimojong dan Lampbattang |
Bagi orang awam, kiprah petualang seperti Pendaki Gunung selalu
mengundang pertanyaan klise : mau apa sih ke sana ? apa sih obsesimu hingga mau
sekali kesana? Pertanyaan sederhana, tetapi sering membuat bingung yang
ditanya, atau bahkan mengundang rasa kesal. George F Mallory, pendaki gunung
terkenal asal Inggris, mungkin cuma kesal saja ketika menjawab : because it is
there, karena gunung ada disitu!, Mallory bersama seorang temannya,
menghilang di Pucuk Everest pada tahun 1924.
Rata Penuh Beragam jawaban boleh muncul, Soe Hok Gie, salah
seorang pendiri Mapala UI, menulisnya dalam sebuah puisi : ” Aku Cinta Padamu
Pangrango, Karena Aku cinta Keberanian Hidup ”. Bagi Soe Hok Gie, keberanian
hidup itu harus dibayar dengan nyawanya sendiri. Soe Hok Gie tewas bersama
seorang temannya Idhan Lubis, tercekik gas beracun dilereng kerucut Mahameru,
Gunung Semeru, 16 Desember 1969, dipelukkan seorang
sahabatnya, Herman O Lantang.
Memang, setiap orang punya obsesi dan misi masing-masing tentang
alam seperti hal orang-orang di atas, begitupun hal dengan saya. Terkadang
kita harus merasakan jatuh terlebih dahulu agar kita mengetahui bagaimana
rasanya jatuh, dan merasa bagaimana rasa bahagianya ketika kita diatas dan tak
terjatuh.
Melihat pohon-pohon yang tumbuh subur di hutan dan kicau
burung serta pemandangan awan yang saling kejar-mengejar di punggung-punggung
gunung, itu merupakan sesuatu hal yang tidak bias didapatkan di kota atau
tempat keramaian yang banyak terdapat polusi-polusi, tutur salah seorang kawan
mengenai alasannya mendaki.
Puncak Gunung Bulusaraung dan Bawakaraeng |
Misi
4 puncak sulsel Alhamdulillah dapat terelisasi dengan puncak terakhir didaki
yakni G. lampobattang pada 4-6 November 2013. Misi ini dilaksanakan
sejak tahun 2010 kemarin di mana mulai dengan puncak G. Latimojong (3.680 mdpl)
tahun 2010, kemudian tahun 2012 G. Bawakaraeng (2830 mdpl). Lalu tahun
2013 ini yakni G. Bulusaraung (1353 mdpl) dan G. Lampobattang (2868 Mdpl)
Dari
semua itu banyak ilmu yang saya dapat, baik itu tentang persahabatan,
manajemen, apalagi masalah spiritual (kedekatan kita terhadap Allah SWT) yang
telah menunjukkan begitu indahnya ciptaan-Nya.
Selain
itu, naik Gunung juga mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menunduk
ketika naik, dan tetap tegap ketika turun, dan tetap berjalan walau pelan
ketika kaki tak kuat lagi berjalan. Dan yang paling penting dari
Naik Gunung memang bukanlah puncak, tetapi perjalanan menuju puncak
karena terkadang ketika kita naik gunung tidak selalu kita mencapai puncak,
dikarenakan cuaca yang tidak mendukung, ada kabut, ada rombongan yang cedera
atau keadaan keadaan lain yang di luar dugaan.
"Puncak adalah bonus, kembali ke rumah dengan
selamat adalah tujuan utama"
Bukannya
sombong, tapi hanya ingin bercerita bahwa alam itu sunggguh sesuatu yang indah.
Walaupun jangkauannya sebatas Sulawesi Selatan (SULSEL) tapi itu sudah
menunjukan keindahan tersendiri di masing-masing tempat. Apa lagi jika sudah
melintas di berbagai pulau yang ada di Indonesia yang memiliki sejuta
keanegaraman alam dan budaya.
Sebenarnya
ketika kita Naik Gunung, walaupun tak mencapai puncak tertinggi suatu gunung,
kita sudahlah mencapai Puncak dengan tanpa kita sadari yaitu Puncak pertemuan
antara rasa ego dan rasa syukur. Ketika kita Naik Gunung sifat asli
seseorang pasti akan keluar, kenapa? karena ego ketika naik gunung itu sangatlah
tinggi dan manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu.
Seseorang hanya
dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan
mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat
dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami
naik gunung.” - Soe Hok Gi
Makasih
banyak kawan-kawan yang sudah mengenalkanku dengan alam, yang menemaniku di
setiap misi pendakian. Mungkin belum ada kontribusi apa-apa dengan alam ini
tapi niat untuk berkontribusi lebih dengan alam sudah tersave dalam benak ini.
”…. aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru” Soe Hok Gie, 1969
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru” Soe Hok Gie, 1969
Salah satu
hal yang tak akan kulupakan bahwa mengenal
kalian ALAM itu adalah sesuatu yang berharga bagiku. Lestarikanlah alamku,
lestarikanlah negeriku….
Nantikan
misi-misi selanjutnya “satu puncak satu pohon” bersama afarmentox
ooO Safaruddin Iyando Ooo