Pemilihan
presiden RI telah berkhir sudah, tinggal menuggu keputusan KPU tanggal 22 juli
nanti. Untuk memastikan siapa presiden RI ke-7 berdasarkan hasil pemilihan
Rakyat Indonesia. Pilpres kali ini hanya terdiri 2 calon di mana berbeda dengan
pilpres 2009 kemarin. Pada dasarnya kedua calon tersebut merupakan putra-putra
terbaik bangsa Indonesia. Keduanya memiliki tujuan masing-masing untuk bisa
menciptakan bangsa Indonesia makmur dan sejahtera.
Dari
rangkaian pilpres, yakni kampanye, debat hingga hari pemilihan sering terjadi
gejolak antara masing-masing calon maupun tim suksesnya. Hal ini wajar terjadi,
kerena masing-masing orang punya orang alasan tersendiri harus memilih 1 atau 2
seperti lagu Gamma Band “ satu atau dua, pilih aku atau dia”
Begitu
pula di dunia media, masing-masing selalu mempublish jagoannya. Seperti halnya
Metro TV (maaf sebut merk) menjagokan kandidat No. 2 dan TV one (maaf sebut
merk) menjagokan No 1. Berita-berita yang disuguhkan berupa berita-berita baik
jagoannya (pandangan penulis). Mungkin alasan mengapa ada media menjagokan
kandidat capres tersebut sudah kita kita ketahui bersama, di mana pemilik dari
media tersebut berpihak pada siapa? Number One or Two. Itu yang perlu kita
ketahui.
Tak
bisa juga disalahkan ketika hal itu terjadi selagi tidak melanggar UU pilpres.
Memang kampaye via media televisi merupakan salah satu metode paling efektif
untuk saat ini untuk bisa mempengaruhi pemilih. Kondisi geografi Indonesia yang
begitu luas serta memiliki pulau yang banyak menyulitkan para kandidat untuk
memperkenalkan diri mereka di setiap kota yang ada di Indonesia. Itulah alasan,
mengapa peranan media itu penting?
Alhamdulilah
saat hari H pemilihan yakni tanggal 9 juli kemarin pelaksanaan pemilu berjalan
lancar. Hanya ada beberapa tempat yang harus melakukan pemilihan ulang karena
terjadi kesalahan teknik dalam pemilihan. Total pemilih dari pilpres sebelum
yang meningkat. Ini menunjukan bahwa kesadaran warga akan demokrasi semakin
baik walaupun tidak signifikan. Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa sukses
pesta demokrasi suatu Negara ketika pemilu bisa berjalan lancar (tidak ada
kericuhan/kacau dalam pemilu).
Lagi-lagi
ada yang lucu setelah pemilihan tanggal 9 juli kemarin, masing-masing kandindat
mengclaim sebagai pemenang dalam pilpres 2014
berdasarkan hasil perhitungan quick count yang diadakan oleh tim
survey. Begitulah kondisi yang dirilis
dari kedua media yang disebut di atas (sebagai contoh Metro TV dan TV one) di
mana data Metro TV mengclaim pasangan No.2 menang sedangkan TV One menclaim
pasangan No. 1 Menang. Memeng keduanya punya data hasil servey, namun data
tersebut valid atau tidak perlu dipertanyakan. Atau bisa valid namun datanya
tidak mepresentasikan seluruh TPS (cuman beberapa TPS sebagai sample) yang
kemungkinan besar sampel-sampel tersebut di ambil di wilayah/daerah salah satu
kandidat. Jadi wajar hasil surveynya memenangkan kandidat tersebut.
Yaa
sudahlah, semoga Demokrasi bisa berjalan lancar, tidak ada kekerasan, tidak ada
kekacauan, begitupula media bisa bekerja secara professional dengan menyuguhkan
berita-berita yang valid intinya Damai Pilpres, Damai Indonesiaku, serta Presiden yang terpilih tanggal 22 juli
nanti bisa menjalankan Amanahnya untuk memakmurkan bangsa ini. Aamiin.