Ingin
rasanya dihargai bukan kerena dia pejabat atau orang kaya. Dihargai kerena
orangnya memang Baik.
Banyak
kasus yang terjadi di sekililing kita, ada orangnya yang dulunya dipuja,
dihargai hanya karena saat itu dia adalah orang nomor 1 di daerah itu. Atau dia
orang kaya di tempat itu.
Dan
ketika kondisinya berbalik di mana orang yang dulunya nomor 1 di daerah itu
harus tergeser oleh orang lain begitu juga orang kaya yang kini bangkrut hingga
jatuh miskin akan hilang respek banyak orang karena perubahan ini. Kemungkinan
pahit yang dirasa yakni merasa dikenal pun tidak.
Kebaikan
tidak tercipta instan, jika instan maka akan muncul kecurigaaan. Ada maksud
yang tersembunyi.
Tapi
kita tidak menginginkan seperti itu kan?
Berbuat
baiklah apa adanya. Ciptakan memang kebiasaan akan itu. Tak perlu juga kita
menunggu kaya atau memiliki jabatan untuk melakukannya. Jika saat ini dalam
posisi mendapatkan jabatan atau memiliki kekayaan, saya kira itu bonus yang
mesti dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk berbuat baik. Karena Tuhan memberikan kedua hal itu sebagai
sarana untuk berbuat baik.
Dengan
demikian, tak ada kekhawatiran ditinggal, dikucilkan atau tidak dihargai jika 2 rezeki tadi yakni jabatan dan kekayaan
ditarik kembali oleh Tuhan.
Biasakanlah
BERBUAT BAIK karena salah satu Teori sukses yang saya yakini bahwa, banyak berbuat baik, maka orang – orang
akan mendoakan yang terbaik untuk kita termasuk kesuksesan.
Tapi kita juga tak bisa
dipungkiri bahwa tak selamanya kita dipandang
baik oleh orang lain. Olehnya itu lakukan yang terbaik di manapun, kapanpun dan
pada siapapun.
ooO
Safaruddin Iyando Ooo