Satu hal yang menjadi tantangan dalam bulan suci Ramadhan yakni
melaksanakan sahur. Membiasakan diri untuk bangun lebih awal untuk makan. Hari
hari biasa umunya kita makan 3 kali sehari yakni pagi, siang dan malam, akan
tetapi di bulan ramadhan hanya berlaku 2 kali yakni pagi hari (sebelum shubuh)
dan malam hari.
Makan sebelum shubuh yakni sahur menjadi tantangan tersendiri
karena dituntut bangun lebih awal untuk makan, hal ini disebabkan karena waktu
sahur merupakan waktu paling nyenyak untuk menikmati tidur. Jika telat bangun,
kosekuensinya tidak makan hingga berbuka puasa di petang nanti atau membatalkan
puasa pada hari itu.
Oleh sebab itu, untuk menghindari telat sahur ada beberapa hal
yang umumnya dilakukan diantaranya mengatur alarm atau meminta kepada saudara,
sanak family atau rekan untuk membangunkan kita.
Dalam satu rumah, umumnya jika sahur kita akan saling membangunkan
satu sama lain. Dan sanak family yang paling manjur membangunakan
kita adalah seorang IBU, iya kan? Jika dibangunkan adik atau kakak pasti belum
respon walaupun diberitahu bahwa IMSAK 15 menit lagi atau sekarang pukul 4
lewat sekian pasti belum ada niat untuk bangun. Akan tetapi jika IBU yang
membangunkan pasti kita buru-buru ke meja kan.
Memang
tak bisa dipungkiri, juru kunci dapur
adalah seorang Ibu, jadi ketika panggilan datangnya dari ibu berarti segala
sesuatunya telah siap. Beda halnya jika adik atau kakak yang bangunkan pastinya
responya loading karena ada pengalaman yang berulang-ulang menyebabkan otak
mengartikan panggilan itu bahwa makan sahur belum sepenuhnya siap.
Terima
kasih atas segalahnya IBU …
ooO
Safaruddin Iyando Ooo
Setuju gan, 20% ibu makan sahur bersama dan 80% nya lagi ibu menyiapkan sahur untuk orang-orang dirumah...
BalasHapusYupsss ....
Hapus