Danau Tanralili bagian 2

Danau Tanralili, Gowa
Sabtu-Minggu kemarin saya mendapatkan kesempatan kembali untuk berkunjung ke danau Tanralili. Bagi saya tempat ini merupakan salah satu destinasi alam yang mesti dikujungi jika berada di Makassar dan sekitarnya. Ini merupakan kesempatan ke dua kalinya untuk saya berkunjung ke tempat ini.   Tujuan lain ke tempat ini yakni ingin memastikan rute terdekat ke Dusun terakhir Danau ini jika start dari Kota Makassar. Kunjungan pertama saya ke sini melalui daerah Malino terus memutar menuju kampung Majannah yang butuh waktu ± 4 jam. Cukup meguras waktu sebenarnya. Oleh karena itu, saya mencoba menggunakan jalur baru yakni melalui kampung Parigi yang butuh waktu 2,5 -3 jam saja jika dari Makassar.

Memang benar bahwa Tak akan pernah ada habisnya jika menuliskan sesuatu walaupun tempat itu telah berulang kali kita kunjungi. Ada-ada saja sesuatu yang bisa diceritakan. Seperti halnya yang terjadi kemarin yakni seorang anak smp memperingatkan kami mengenai sering hilangnya sepatu di lokasi atau hal lain seperti berbagi makanan dengan pengunjung lain.

Kemarin juga sempat berdialog dengan masyarakat setempat. Mereka bercerita bahwa danau ini terbentuk akibat longsor tahun 2004 silam sama halnya dengan tulisan saya sebelumnya mengenai danau tanralili  https://gandukaleng.blogspot.com/2015/06/danau-tanralili-gowa-sulawesi-selatan.html. Sebelum kejadian itu, lahan ini digunakan sebagai lahan perkebunan masyarakat. Selain itu tempat ini pernah digunakan sebagai saluran irigasi untuk pemenuhan air masyarakat dusun Lengkese.

Perlu kita ketahui juga bahwa, umumnya masyarakat di sini peternak sapi, jangan salah jika berkunjung sini pasti kalian menemukan sapi. Menurut cerita masyarakat ada sekitar 500 ekor sapi yang dilepas disini.

Mesti saya ulangi kembali bahwa rute perjalanannya agak gersang, jadi ketika melakukan perjalanan siang hari panas terik matahari lumayanlah..bisa menusuk kulit. Memang perlu penghijauan atau penanaman pohon untuk menjaga keindahan destinasi. Walaupun beberapa pekan kemarin telah dilakukan penanaman pohon di sekitar lokasi, tapi menurutku belum efektif berhubung kemungkinan besar akan gagal. Hal ini disebabkan masa penanamnya (saat ini ) berada pada musim kemarau.

Satu hal lagi yang ingin saya ceritakan yakni mengenai Pria tua yang kira-kira berumur 70 tahunan yang sering nongkrong di Gubuk kecil tepat depan rumahnya. Semenjak Danau Tanralili marak dikunjungi, laki-laki tua yang berinisial  Daeng Raba ini menyediakan lahan parkir untuk para pengunjung. Setidaknya dengan jasa ini bisa menambah perekonomian keluarganya.

Catatan terakhir sebelum saya mengakhiri tulisan Ini dan mesti digarisbawahi bahwa di manapun kita berada, kita kunjungi, interaksi sosial tetap kita lakukan karena dari situlah kita akan mendapat banyak informasi.   Semoga bermanfaat !



Danau Tanralili

Danau Tanralili, Gowa

Danau Tanralili, Gowa


ooO Safaruddin Iyando Ooo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar