Danau Tanralili, Gowa, Sulawesi selatan


Danau tanralili, Gowa, Sulawesi Selatan
Danau tanralili merupakan salah satu tempat wisata yang belum lama terekspose keberadaannya. Danau ini terletak di Dusun Lengkese. Tepatnya di Desa Manimbahoi, kecamatan Parigi, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Lebih kurang 1 ½ jam dari kota Malino untuk sampai ke Dusun ini menggunakan kendaraan roda dua atau empat. Jika teman-teman pernah ke air terjun Takapala atau air terjun ketemu jodoh, maka dusun Lengkese tidak jauh dari tempat itu lebih kurang 45 menit perjalanan.
Jalan menuju Dusun Lengkese
Akses jalan menuju ke Dusun ini telah beraspal namun agak sempit jadi untuk kendaraan roda 4 yang berpapasan agak sulit. Rutenya juga cukup memacu adrenalin berupa turunan dan tanjakan dengan elevasi yang berbeda-beda. Bagi teman-teman yang belum pernah ke danau Tanralili akses jalan menuju Dusun terakhir (Lengkese) bisa dibayangkan seperti akses jalan ke dusun terakhir kaki Gunung Bulusaraung atau Gunung Lompobatang, Sulawesi selatan yaitu berkelok-kelok. Sedikit saran bagi teman-teman yang hendak pergi menggunakan kendaraan roda dua ada baiknya kendaraan di periksa terlebih dahulu. Rem, kondisi mesin, dan ganti oli sebaiknya dipastikan telah dalam kondisi yang layak digunakan untuk bepergian jauh.

Untuk angkutan umum ke tempat ini dari informasi yang saya dapat tidak ada. Umumnya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi. Ada baiknya mungkin dari Malino bisa mencarter kendaraan untuk di antarkan ke dusun terakhir (Lengkese) menuju danau Tanralili.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar yang saya peroleh ketika berkunjung kesana, danau Tanralili terbentuk akibat longsoran Gn. Bawakaraeng yang terjadi tahun 2004 silam. Ketika longsoran terjadi terbentuklah cekungan yang cukup dalam. Wisata alam danau Tanralili sangat layak dikunjungi bagi teman-teman semua yang ingin merasakan panorama alam yang begitu indah. Tempat ini tidak hanya sangat digemari oleh para pendaki, pencinta alam namun juga oleh dunia pendidikan terutama yang bergelut dengan disiplin ilmu kebumian. Sepanjang jalan menuju lokasi teman-teman akan disuguhkan oleh struktur batuan yang sangat indah. Selain itu juga sisa-sisa longsoran yang terjadi bisa kita lihat di sepanjang perjalanan.
Oya, saya hampir lupa menjelaskan bagaimana rute perjalanan yang teman-teman bisa akses untuk sampai ditujuan wisata. Setelah sampai di Dusun Lengkese, kita akan mendapatkan pos penjagaan dimana kita mesti meregistrasi terlebih dahulu. Biaya registrasi untuk masuk Danau Tanralili yakni Rp. 2000,-/orang. Lebih kurang dari 15 menit dari pos penjagaan, kita akan sampai di persimpangan jalur menuju ke Danau Tanralili. Kendaraan yang kita gunakan (roda dua) umumnya diparkir di rumah-rumah warga.
Suguhan pertama yang akan kita temukan ketika memasuki jalur tanralili yakni perkebunan  kopi warga dan sebuah Danau yang masih perlu pengelolaan agar bisa gunakan. Jalur menuju danau Tanralili cukup jelas. Tak perlu kwatir dengan istilah kesasar karena sepanjang perjalanan kita akan menemukan pengunjung yang hendak kesana atau ingin balik pulang. Sebagai tambahan informasi, baiknya mulai perjalanan di pagi hari dari dusun terakhir. Alasannya agar terhindar panas terik matahari dan bisa menyaksikan panorama alam sepanjang perjalanan. Hindarilah perjalanan malam, selain tidak mendapatkan view dari alam itu sendiri juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk sumber air, teman-teman tak perlu kwatir karena sepanjang perjalanan kita akan menemukan aliran anak sungai dan air terjun. Cukup membawa botol kosong.
Suguhan danau ketika memasuki jalur Tanralili




Salah satu air terjun yang bisa dinikmati ketika melintasi jalur ke Tanralili
Lebih kurang 1 ½ -2 jam perjalanan kita akan sampai ke danau Tanralili yang begitu mempesona. Beberapa pengunjung yang sempat saya tanya bahwa, “Its Amazing Place”, yang belum sempat merasakan panorama Ranukumbolo Semeru cukup berkunjung ke Danau Tanralili. Bisa dikatakan sebadinglah menurut mereka yang sudah berkunjung ke Ranukumbolo dan Tanralili.
Danau Tanralili


camp para pengunjung 14 Juni 2015

Satu hal lagi yang menjadi renungan kita semua bahwasannya indahnya nikmat Alam ciptaan Tuhan begitu luar biasa. Yang dulunya berupa hutan yang tidak pernah di jamah oleh orang-orang sekarang menjadi objek wisata yang begitu menajubkan. Jika kita mereview kembali bencana longsor 2004 yang menelan banyak korban memang benar bahwasan menyebabkan sesuatu dan menjadikan sesuatu adalah kehendak_Nya. Olehnya itu kita sebagai umat manusia mesti barsyukur atas segala nikmat_Nya dan senantiasa melestarikan alam ciptaan_Nya.
Cukup seperti itu informasi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat bagi teman-teman pecinta alam atau sebatas penikmat alam.
~ooO Safaruddin Iyando & Wisnu Ooo~


7 komentar

  1. yupppsss, silahkan
    terima kasih sudah mengujungi blogq

    BalasHapus
  2. Kalau naik motor dari makassar brp lama itu brocu ?

    BalasHapus
  3. lebih kurang 3,5 sampai 4 jam.
    terima kasih sdh berknjung di blog saya

    BalasHapus
  4. Kalau sudah di persimpangan jalurnya lurus terus apa ada yg berbelok ke kanan

    BalasHapus
  5. Kalau sudah di track perjalanan menuju danau nya itu lurus terus?atau ada persimpangan yg belok kanan atau kiri

    BalasHapus