Cover Buku Gelombang Ketiga |
Pernah baca buku
Gelombang ketiga tulisan Anis Matta? Saran dari saya untuk kawan-kawan yang
seumuran saya dan adik-adik generasi selanjutnya untuk membaca buku tersebut.
Kenapa demikian? Karena ada penjelasan yang perlu kita tahu siapa kita
sebenarnya? Kawan-kawan yang seumuran saya yakni kelahiran 90an sampai keatas
merupakan generasi Gelombang ketiga. Generasi gelombang ketiga merupakan
generasi native democracy. Mereka yang hidup di era demokrasi, merasakan dan
menjalankannya. Tidak ada campurbaur dari era-era sebelumnya yakni orde lama
ataupun orde baru. Kalau memang ada, mungkin sebatas bacaan mereka mengenai era
itu atau informasi yang didapatkan berasal dari narasumber pelaku dalam era itu.
namun Murni bahwa generasi native democarasy saat ini memiliki lahan tersendiri
yakni Democracy yang siap di eksekusi.
Dalam demokrasi,
kita diberi kebebasan yang diatur dalam undang-undang baik itu Bebas bersuara,
Bebas meneriakan ide-ide dan sebagainya. Namun satu hal yang membuat saya
merasa miris dengan pemaknaan bebas itu sendiri terkhusus media. Media-media
bebas memberitakan apapun,entah benar entah bohong, atas nama kebebasan dan
sebagainya.Dan ada isu yang berkembang bahwa berita pesanan yang digotongkan
dalam durasi cukup lama. Ibaratnya sebuah proyek dari sang konglomerat. Sebagai
contoh untuk menjatuhkan lawan politik mudah saja, cukup sewa media untuk
berita negative dalam durasi tertentu sehingga pamor orang tersebut akan turun
drastis. Begitu pun sebaliknya jikan ingin menaikkan pamor seseorang cukup
sebar berita baik atau istilah lainya berita blusukan pro rakyat. Sebagai
contoh bisa kita review kembali beberapa pimpinan negera yang lengser akibat
peran dari media itu sendiri seperti rezim Ben Ali dari Tunisia dan juga Hosni Mubarak dari
Mesir serta Khadasi dari Libya
Kenapa saya
singgung media atau media social? Media dan Medsos lainnya saat ini punya
peranan penting untuk menjatuhkan atau menaikan pamor seseorang bahkan rezim
sekalipun. Apalagi mereka sebagai pejabat Negara/public. Dan kita saat ini,
merupakan generasi gelombang ketiga yang tiap hari bertemu atau berinteraksi
dengan dunia media social. Punya andil besar untuk menilai mana yang benar dan
salah. Mana yang harus di bela dan tidak.
Kalau dilihat
umur dari generasi native democracy masih begitu mudah dan jika di rata-ratakan
ada yang sementara kuliah dan ada yang sudah terjun di dunia kerja. Memang saat
ini belum masanya memimpin bangsa ini (dalam konteks panggung pemerintahan). Tapi
5 atau 10 tahun ke depan itulah waktu yang pas untuk ikut ambil bagian untuk
mengisi panggung pemerintahan. Dalam durasi tersebut perlu belajar dan terus
menambah pemahaman mengenai solusi untuk menciptakan negeri indonesia yang
sejaterah. Mengumpulan ide-ide
brilliant, gagasan-gagasan baru serta berusaha memantaskan diri sebagai pelaku
Demokrasi.