Pentingnya Informasi


Kemarin sempat menghadiri Masa Reses 1 2015 bersama anggota DPR RI @Tamsil_Linrung di Dinas Pendidkan Makassar dengan topic kondisi terkini industry Tambang Indonesia terkhusus pada PT. Freeport Indonesia dan PT. Vale. Lebih kurang 150 orang peserta yang hadir dalam pertemuan ini yakni para akademisi dan masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini sebenarnya untuk mengetahui tanggapan, saran, usulan para akademisi dan masyarakat terkait industry pertambangan di mana bapak Tamsil Linrung sendiri sekarang menjabat sebagai Wakil ketua Komisi VII MPR RI ( bidang Energi sumber daya mineral).
Salah satu yang menyebabkan munculnya stigma negative terhadap sesuatu karena informasi yang kita dapatkan berbau negative. Apalagi sumber informasi yang kita dapatkan bukan dari pelaku atau orang-orang yang berkunjung kesana. Missalnya kasus PT. Freeport, di mana terus menggerus kekayaan bangsa Indonesia akan tetapi masyarakat sekitar area perusahaan masih ada yang tidak menggunakan baju (masih memakai Koteka). Terus yang menjadi pertanyaan adalah apakah PT. Freeport tidak menjalankan kewajibannya? Sehingga kasus seperti ini masih di dapatkan.
Berdasarkan paparan pak Tamsil itu sendiri bahwa kewajiban yang tertera dalam UU sudah dilaksanakan.  Terus di kemanakan? Mungkin yang menjadi permasalahan dan perlu ditindaklanjuti yakni pemerintah daerahnya.  Karena fakta di lapangan ditemukan bahwa elit-elit pemerintahan memiliki fasilitas yang lebih dari semestinya jika dibandingkan dengan masyarakatnya. Itu merupakan paparan dari Pak Tamsil yang baru saja berkunjung ke PT. Freeport.
Agak sulit memang untuk menarik sebuah kesimpulan jika sumbernya cuman 1 pihak. Misal Stigma Freeport Mungkin ada baiknya jika di adakan dialog bersama (Dihadiri oleh pihak Freeport, DPR RI serta Pemerintah Daerah Mimika dan Papua) seperti ILC supaya ada keterbukaan. Jika hanya 1 pihak yang adakan diskusi maka akan muncul stigma negative baru “pasti sudah diberi sesuatu”. Mungkin seperti itu.
Dialog atau diskusi yang sumbernya dari pihak-pihak yang terlibat menjadi solusi yang tepat untuk mengetahui kebenaran dari stigma-stigma yang timbul di masyarakat. Begitu pula dikalangan mahasiswa, sangat membutuhkan informasi yang datangnya dari pakar/ahlinya sehingga kekritisan yang timbul benar-benar untuk memperjuankan/menyuarakan nasib rakyat. Bukan karena penunggangan dari segelintir orang yang memanfaatkan informasi-informasi yang kebenarannya belum bisa dibuktikan.

~ooO Safaruddin Iyando Ooo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar