Tambang Unhas 2009 |
Bagi
mereka yang merasakan kehidupan kampus pasti memiliki sejuta kisah. Jika di
review kembali atau di ingat-ingat kembali dalam memori kepala dan dituliskan
kembali dalam catatan harian mungkin menghabiskan beberapa rim kertas.
Begitupun saya pribadi.
Ada satu
hal yang menurut saya janggal, memang idealnya kuliah jurusan/program studi
yang kita minati. Selain untuk memfokuskan untuk satu disiplin ilmu, juga
tercipta keteraturan dalam ruang lingkup kampus. Namun dalam benak ini, kenapa
tidak kuliah lintas batas dalam kampus? Maksudnya begini, Missal saya kuliah di
teknik pertambangan dan di teknik pertambangan tentu dipelajari ilmu manajemen,
bahasa asing (terutama bahasa inggris), Ilmu ekonomi, Hukum (UU pertambangan),
lingkungan dan kehutanan dll walaupun hanya sebatas garis besarnya saja.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk masuk kuliah di jurusan hukum sehingga bisa
berduksi dengan mahasiswa calon pakar hukum. Atau kuliah ke sastra inggris
sekaligus untuk mengupgrade kemampuan speaking bersama mahasiswa sastra inggris
yang mana umumnya aktivitasnya menggunakan bahasa inggris. Mungkin seperti itu.
Atau kuliah di Kedokteran dan kesehatan masyarakat untuk mendiskusikan K3.
Ide ini
dilaksanakan ketika mereka tidak kuliah di jurusan/program studinya
masing-masing. Dalam hal ini, mengisi kekosongan di kampus. Hal yang rugi
kan, ketika kuliah dalam 1 semester cuman 2, 3 mata kuliah. Tak mesti ada
aturan yang banyak, cukup aturan bahwa tidak adalah larangan kepada mahasiswa
untuk kuliah lintas batas dengan syarat benar-banar untuk menuntut ilmu. Kerena
tidak semua sepakat dengan ide ini. Sebagian besar akan menghabiskan waktu di
lembaga-lembaga kemahasiswaan atau Unit kegiatan Mahasiswa (UKM). Atau diskusi
dengan rekan-rekan yanga di taman belajar. Akan tetapi tidak semua mahasiswa
akan cenderung seperti itu termasuk saya pribadi yang lebih menyukai kuliah
lintas batas.
Hal ini
bisa menciptakan kehidupan social antara mahasiswa yang mana mereka saling
membutuhkan akan disiplin ilmu yang sedang mereka cari sekaligus menghilangkan
sekat-sekat antar jurusan atau program studi. Perlu diketahui bahwa terjadinya
konflik antar mahasiswa bahwa terciptanya sekat-sekat antar jurusan atau
program studi.
Dalam benak saya kebayang bahwa jika hal direalisasikan di
kampus, nilai social mahasiswa tercipta dan beranggapan bahwa jurusan/program
studi ini dan itu adalah ruang kuliah saya. Mahasiswa dari jurusan ini dan itu
adalah teman sebangku saya sewaktu kuliah. Dan bisa jadi konflik antar
jurusan/program studi bisa dihindari karena adanya rasa nilai memiliki tiap
mahasiswa.
ooO
Safaruddin Iyando Ooo