Blokir Jalan |
Salah
satu bentuk protes yang umum dilakukan dalam aksi ialah blokir jalan. Dengan demikian
tercipta keresahan serta kegaduhan akibat putusnya arus transportasi. Dua minggu
terakhir terjadi aksi pemblokiran jalan di beberapa titik di daerah saya. Bentuk
protes yang disebabkan oleh jalan yang
cukup lama rusak yang sampai saat ini belum ada perbaikan. Cukup ekstrim
sebenarnya, yakni dengan menebang pohon besar sehingga menutup seluruh jalan.
Tentunya
ada yang pro dan ada juga yang kontra dengan aksi ini. Dan masing-masing
memiliki alasan yang kuat berada di pihak yang pro atau yang kontra.
Saya
sendiri tak mempermasalahkan berada di pihak pro atau kontra. Setidaknya ada
hal positif yang bisa diambil diantaranya:
Pertama,
selain jalan utama, ternyata ada banyak jalan alternative yang kita belum tahu.
Entah lorong sempit atau jalan ke kebun yang ternyata menghubungkan antar desa
bahkan antar kecamatan.
Kedua,
dengan jalan alternative yang kita lalui, tentunya kita akan melewati
wilayah-wilayah yang belum pernah kita lewati sebelumnya. Oh ternyata ada desa
ini di sini yang cukup ramai atau bertemu kebun yang hijau sejauh mata
memandang, dan masih banyak hal lain yang kita jumpai.
Seharian kemarin saya harus melakukan trik ini berkali-kali agar menemukan jalan alternative yang benar: Bertemu, Menyapa dan bertanya, apakah benar ini menuju ke tempat ini? Walaupun sebenarnya ada tools canggih yakni google maps yang akan membantu, setidaknya trik di atas tetap dipersiapkan. Karena tak ada jaminan kita akan selalu berada wilayah yang berjaringan internet baik.
Etika
Bertanya (Ketika Naik Motor)
Pertama,
pastikan motor dalam keadaan mati
Kedua,
helm dibuka jika menggunakan helm tengkorak
Ketiga,
awali pertanyaan dengan ucapan maaf
Keempat,
jika fasih Bahasa daerah setempat, ada baiknya gunakan Bahasa daerah mereka
Kelima
ucapkan terima kasih jika sudah mendapatkan informasi
Terakhir,
semoga suara teman-teman yang melakukan aksi bisa didengar oleh mereka-mereka
yang berwenang sehingga tak ada lagi pemblokiran jalan dan tak ada lagi jalan
berlubang.
ooO
Safaruddin Iyando Ooo