Ide 2, Manajemen Uang Masjid

Masjid Raya Bandung
Berdiskusi dengan teman-teman kadang kala topik yang dibahas ngawur. Kadang juga bernilai inspiratif. Muncul ide-ide brilliant yang belum dibayangkan sebelumnya pada saat diskusi. Seprti hal tulisan kali ini ingin bercerita mengenai keuangan masjid.
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sehingga di mana pun anda berada pasti anda akan temukan tempat ibadah yang bernama Masjid. Ada kelakar yang berkembang dikalangan para traveller atau backpacker bahwa jangan ragu kalau mau berkeliling ke Indonesia. Kenapa demikian? Karena selagi anda bisa menemukan Masjid maka di situ engkau akan menemukan kehidupan. 
Benar adanya bahwa dimana pun anda berada di Negara Indonesia engkau akan menemukan masjid. Paling minim setiap desa memiliki  1 Masjid apalagi kalau di kota-kota besar bukanlah lagi skala desa tapi skala RT anda akan menemukan Masjid. Hal ini perlu kita syukuri karena begitu tersedianya sarana untuk kita beribadah kepada Allah dibanding kita berada di Negara-negara yang minoritas umat muslim. Seperti dalam Film 99 cahaya di langit Eropa yang sepenggal ceritanya yakni sulitnya menemukan tempat untuk melakukan shalat dalam sebuah kampus. Memang di sediakan ruangan untuk tempat ibadah tapi untuk semua agama yang ada di situ. Bisa di bayangkan kan, 1 ruangan ada banyak orang yang beribadah dengan kepercayaan yang berbeda-beda.
Ada juga sebuah kisah keluarga muslim di luar negeri di mana jarak rumahnya ke masjid butuh waktu 2 jam untuk sampai ke masjid. Jadi jika ingin melaksanakan shalat shubuh berjamaah mesti start dari Rumahnya pukul 2 shubuh. Bisa di bayangkan !!! itulah fenomena yang terjadi saat ini. Sebagai muslim yang tinggal di Negara Indonesia mesti bersyukur akan hal ini yakni tersedia sarana ibadah (masjid) yang memadai.
Kembali lagi ke konteks keuangan masjid bahwa tiap masjid pasti  memiliki khas tersendiri. Beberapa masjid yang ada di kota-kota besar bisa kita tanyakan berapa sih saldo khas tersebut? pasti berbunyi jutaan rupiah. Misalnya Masjid di salah satu kampus sekitar 60 jutaan atau di perumahan-perumahan elit pasti kita dapatkan saldo khas yang lumayan besar. Atau bisa juga kita tanyakan di masjid raya tiap-tiap kota pasti sama halnya demikian.
Pernah dengar seorang ustd. Mengatakan bahwa uang masjid jangan ditampung hingga berpuluh2 juta. Langsung digunakan katanya. Karena orang menginfakan atau mengsedekahkan mengaharapkan amal dari apa yang mereka sedekahkan atau infaqkan.
Seharusnya bisa mencontoi salah satu masjid yang ada di Yogyakarta dengan nama mesjid Jogokariyan hal yang menanjubkan dari masjid ini berdasarkan artikel yang saya baca bahwa saldo kas dari mesjid ini selalunya tersisakan Rp.0,- . pasti samua akan bertanya, dikemanakan kas masjid tersebut? Ternyata uang kas masjid ini dimanfaatkan sebaik mungkin yakni dari pembersihan masjid, membiayai beberapa jamaah untuk naik haji, memberikan hadiah untuk jamaah yang melakukan shalat shubuh secara berjamaah di masjid.  Jadi jangan salah, menurut artikel tersebut jumlah jamaah shalat shubuh lebih banyak dari jumlah jamaah shalat jum’at.
Inovasi-inovasi seperti ini yang mesti diaplikasikan di setiap masjid yang ada di indonesia walaupun agak sedikit kontoversi jika niat ke masjid hanya berharap hadiah. Bagi saya itu masih bisa dimaklumi, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki pemahaman yang kurang akan kewajiban-kewajiban dari seorang muslim. Dengan membiasakan mereka untuk datang ke masjid, tidak menuntup kemungkinan itu menjadi kebiasaan dan akhirnya mereka yang tadinya mengharapkan hadiah berubah  sebaliknya yakni mereka yang akan memberikan hadiah.
Sebagai tambahan bahwa selain ide-ide pemanfaatan dan pengelolaan keuangan masjid yang dilakukan masjid Jogokariyan tadi, mungkin bisa digunakan juga sebagai pembiayaan pembangunan/renovasi masjid yang ada disekitarnya, membiyaai sekolah/bantuan kesehatan bagi anak-anak jamaah yang kurang mampu dan sebagainya.
ooO Safaruddin iyando Ooo



Tidak ada komentar:

Posting Komentar