Edisi Kedua di 2868 Mdpl, Gunung Lampobattang



Salah satu spot terbaik di puncak Gunung Lampobattang, Gowa

Berbagi cerita akan suatu aktivitas, kegiatan atau sebuah perjalanan merupakan sesuatu biasa. Apalagi harus menulisnya dalam sebuah buku harian.  Tapi bagi saya itu sesuatu yang berarti walaupun kadang saya merasa tak pantas untuk dibaca.

Santap ketupat bersama rombongan di rumah Tantenya Syahrul (makasih banyak tante)

Kemarin 21-23 November 2014 saya dan rekan-rekan berjumlah 13 orang melakukan pendakian ke Puncak Lompobatang, Sulawesi Selatan dengan ketinggian 2868 Mdpl.  Ini merupakan pendakian saya yang kedua kalinya ke tempat ini, dan pendakian pertamaku ke puncak ini tahun lalu (2013) di bulan yang sama yakni November.

Banyak titik start jika mendaki ke Lompobatang, Bisa lewat Bantaeng, Jeneponto atau Gowa (Malakaji). Namun rombongan kami memutuskan memilih rute Gowa (Malakaji) berhubung lebih dekat dari Kota Makassar di mana lebih kurang 4 jam perjalanan menggunakan roda dua. Sebagai tambahan informasi bahwa jalan raya menuju kaki gunung Lompobatang (malakaji) sudah diaspal (berbeda dengan tahun lalu masih pengerasan) jadi akses kesana sekarang lebih muda.


Bersama rombongan di depan Base camp (Rumag Bang Syahrul)
Kami start dari kota Makassar pukul 16.00 Wita dan Alhamdulillah sampai di kampung terakhir yakni malakaji pukul 20.30. planning Awal kami untuk mendaki yakni hari sabtu pagi. Jumat malam kita manfaatkan untuk istrahat berhubung rasa lelah dalam mengendarai motor kurang lebih 4 jam. 

kondisi jalan menuju Pos 0
Tak lama sampai, ada rombongan tambahan yang datang yakni dari KPA Gelas berjumlah 9 orang dan bergabung bersama kami. Jadi kondisi malam itu menjadi rame. Pertemuan awal menuntun  kita untuk saling berkenalan ditengah rasa dingin yang menghampiri kami. Mungkin bagi mereka yang sering melakukan aktivitas pendakian bukan sesuatu yang baru jika bertemu dengan teman baru yakni serasa dan seperjuangan untuk menapaki puncak yang begitu indah dirasa. 

jalur pos 7 ke pos 8, Gunung Lampobattang, Gowa
Pukul 08.00 22 Nov 2014 kami siap untuk  melakukan pendakian. Cuaca yang agak mendung dan rasa dingin menyambut awal pendakian kami. Mungkin ini menandakan kepada kami untuk bergerak lebih cepat. 

Kurang lebih 1 jam perjalanan akhirnya tiba juga di pos 0. Lumayan jauh sih dari base camp (rumah bang Syahul). Tak lama berjalan salah seorang rombongan menyatakan untuk tidak melanjutkan perjalanan dengan alasan timbul rasa nyeri di perutnya. Ini sesuatu yang disayangkan karena sudah dilewati 1/3 perjalanan. Tapi bagi orang bijak  (pendaki) kesehatan dan bisa pulang dengan selamat di rumah menjadi point terpenting dalam sebuah perjalanan atau pendakian. Terima kasi Bang Edy sudah membersamai kami walaupun tidak sampai di puncak. Mungkin saat ini belum menjadi moment terindah untuk bisa mencapai puncak Lompobatang tapi buat saya merasa jujur akan kemaampuan diri merupakan karakter orang-orang terhebat. Semoga dilain waktu Engkau (Bang edy) bisa datang menyapanya kembali.


sunset @ Pos 9, Gunung Lampobattang, Gowa
Perjalanan terus kami lanjutkan. Pos demi pos kami lewati. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang dan akhirnya kami memutuskan istrahat (ISHOMA). Perjalanan sisa 5 pos lagi untuk sampai pos 9. Pos 9 merupakan target kami untuk camp di sana karena pos ini satu-satunya pos yang memiliki sumber air. Selain itu untuk sampai di puncak sisa 1 pos lagi (pos 10) yang butuh waktu kira-kira 45 menit.

Setelah Ishoma di pos 4, pukul 13.20 kami lanjutkan kembali perjalanan. Dan Alhamdulillah kami sampai di pos 9 pukul 17.30. Pemandangan sunset salah satu hal terindah yang tidak bisa terlewatkan di pos ini.



Jalur Pos 9  ke Puncak, Gunung Lampobattang, Gowa
Pagi pukul 07.00 tanggal 23 November 2014 melanjutkan perjalanan ke puncak Lompobatang. Jalur ini merupakan jalur yang dinanti-nanti para pendaki di mana pemandangannya membuat mata agak susah untuk berkedip. Awan yang saling kejar-mengejar serta kabut yang selalu menyapa itulah sedikit gambaran pagi di 2868 Mdpl. Sesekali mengabadikan gambar yang tidak bisa ditemukan ditempat lain selain di sini. Selain menjadi model dadakan sebagai bukti kelegalan sebuah foto karya kami bahwa ini asli dari puncak Lompobatang tanpa ada rekayasa.
kebersamaan itu memang indah, Puncak Gunung Lampobattang, Gowa
Puncak Lompobatang (2868 Mdpl), Gunung Lampobattang, Gowa
Bersama Rombongan, Puncak Lampobattang, Gowa
Alhamdulillah, akhirnya sampai juga puncak Lompobatang. Kondisinya masih berkabut sehingga puncak G. Bawakaraeng tidak kelihatan. Terima kasih yaa Allah atas segala nikmat keindahan alam semesta yang Engkau berikan kepada kami penghuni Bumi Terima kasih untuk perjalanan kali ini. Terima kasih kaki tangguh yang masih kuat untuk sampai di titik 2868 Mdpl. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang membersamai hingga sampai ke puncak dan balik di Makassar. See you again in next adventure.

Gaya Foto Munir (baru tahu saya), Puncak Gunung Lampobattang, Gowa





Tidak ada komentar:

Posting Komentar