Ramadhan telah meninggalkan kita, begitu juga hari raya idul
fitri. Tak terasa waktu begitu cepat berganti.
Apa yang kita lakukan sebulan terakhir dalam rangka menjalankan
kewajiban kita sebagai umat beragama (islam) sudah dinilai
oleh Allah SWT. Point untuk itu akan berbeda-beda untuk setiap orang di mana
pada dasarnya di nilai seberapa besar kesungguhan serta keikhlasan dalam
menjalankannya.
Namun ada sesuatu yang menjadi beban dalam diri kita, yang
menimbulkan banyak pertanyaan. Sehingga perlu direnungkan kembali seperti apa
diri kita saat ini.
Adakah dari kita yg bisa menjaminkan dirinya bahwa dirinya akan
tetap hidup dan akan bertemu ramadhan lagi pada tahun depan?
Adakah dari kita yg bisa menjaminkan dirinya bahwa dirinya akan
tetap hidup dan akan bertemu lebaran idul fitri lagi pada tahun depan?
Apakah ada dari kita yang bisa yakinkan dirinya sendiri bahwa
besok akan tetap hidup dan bisa bangun lagi?
Itulah rahasia kehidupan, hanya
Allah sang pencipta Yang Maha Mengetahui tetapi terkadang manusia merasa lebih
percaya diri dan lebih mengetahui dan tidak
sadar bahwa kematian itu begitu dekat. Suatu hal pasti akan datang dan tidak bisa
ditolak oleh negoisasi dan doa penawaran dari diri kita lagi.
Raja raja dengan perlindungan pasukan terhebat berani mati didunia
tetap temui yg namanya kematian. Atau punya banteng berlapis
baja, rumah dengan teknologi pengaman tercanggih di dunia pun harus menemui
yang namanya kematian.
Umur manusia walaupun dirinya seorang raja, seorang pemimpin
dunia, ataupun seorang pemulung sekalipun hanya Allah Yang Maha Memiliki
karena kematian tidak
hanya datang pada saat pertempuran ataupun kesempitan diri tapi
kematian bisa juga hadir di saat diri kita lapang.
Yang menjadi pertanyaan buat diri kita sudah siapkah kita dan
dengan cara apakah kita temui kematian itu? Pertanyaan inilah
mungkin perlu kita renungkan kembali bagi kita terkhusus bagi penulis.
~ooO Safaruddin Iyando Ooo~