Pada dasarnya setiap orang ingin memiliki rumah pribadi, sebagai tempat istrahat. Apalagi untuk mereka yang sudah berkeluarga. Rumah sendiri menjadi impian, ingin mengelolah keluarga sendiri tanpa campur baur dengan orang lain.
Tapi
hal yang cukup memberatkan untuk mereka kaum milenial yakni budget untuk sebuah
rumah cukup fanstastis. Bagi mereka yang statusnya di atas rata-rata, mungkin
bukan menjadi suatu persoalan. Beda halnya untuk mereka golongan menengah ke
bawah termasuk saya pribadi.
Sempat
berdiskusi dengan pimpinan saat ingin resign dari tempat kerja. Jika hendak
menjadi Pegawai Negeri kemungkinan akan berbeda dengan pegawai swasta. Mesti
memiliki manajerial yang lebih. Butuh waktu yang lama jika akan membangun rumah
impian. Walaupun tidak bisa digeneralisasi demikian.
Pesanya, manfaatkan uang yang
dimiliki untuk membeli lahan karena harga lahan tidak pernah turun apalagi
lahan tersebut sudah ditanami tanaman yang bernilai.
Jika niat membangun rumah telah ada, bisa dijual sebagian asset tanah tadi
untuk membangun rumah. Modal ada yang tidak mesti mengambil pinjaman di bank.
Iya kan?
Pertanyaan
selanjutnya, Rumah impian seperti apa yang ingin dimiliki? Besar, Luas, kecil
atau seperti apa? Untuk saya pribadi
besar atau luas bukan hitungan utama, yang penting nyaman. Karena besar dan
luas belum tentu nyaman. Tapi akhir-akhir ini ketika search di Google atau Youtube dengan tulisan “cabin atau tiny house” hasilnya cukup menarik. Kecil tetapi amazing. Dengan konsep tiny house kemungkinan tidak menguras
banyak materi. Dan konsep ini saya pikir cocok untuk generasi milenial.
Beberapa
contoh rumah dengan konsep Tiny House
:
Tiny House Sumber: http://www.tinyhouseinteriors.net/tiny-houses/stunning-beautiful-anchor-shipping-container-tiny-house-by-cargohome/ |
Tiny House Sumber : https://www.domain.com.au/news/these-are-beautiful-houses-why-is-the-law-so-tough-on-tiny-homes-20180510-h0zvk4/
|
ooO
Safaruddin Iyando Ooo