Ada kisah menarik
menganai Bahasa daerah. Waktu itu ketika saya berkunjung ke rumah teman.
Saya bertemu dengan keluarga teman saya yang ternyata orang Raha. Tidak bisa
dibayangkan sudah 5 tahun saling mengenal di kampus ternyata ada kelurganya
yang berasal dari daerah saya yakni Muna/Raha. Dari situ saya dan dia berbicara
dengan bahasa daerah Muna. Dia merasa rindu akan bahasa muna karena jarang dia
menggunakannya. Saya sendiri salut kepada dia. Walaupun lama diperantauan, dia
tetap fasih dengan bahasa asal kelahirannya.
Dan memang banyak
kejadian bahwa jika di daerah perantauan Bahasa daerah bisa menjadi penolong,
entah itu sebagai perantara negosiasi atau tawar menawar. Dan memang itu benar.
Selain kedua hal tadi yang cukup menarik yakni Bahasa daerah sebagai pengobat
rindu bagi mereka perantau. Dan itu pernyataan beberapa perantau yang pernah
saya temui dan kadang mereka larut bercerita dan berbagi pengalaman….
Dia sendiri cukup
khawatir terhadap anak-anaknya. Akankah Bahasa Daerah Muna akan berhenti pada
dia dan tak tersampaikan ke anak-anaknya sehingga kelak Bahasa daerah akan
menjadi asing di telinga mereka. Wajar Kekhawatiran itu hadir, karena Bahasa mesti
dipraktikan dalam keseharian kita agar tak lupa di kemudian hari.
Sebagai tambahan,
terdapat referensi untuk belajar Bahasa muna yakni :
ooO Safaruddin Iyando Ooo