Sembari mengisi akhir pekan, saya mencoba membuka kembali kumpulan folder ebook yang lama tak dibuka-buka. Ada yang menarik pada ebook yang berjudul “Startup Mindset” oleh Nur Agustinus. Dua hal penting yang dijelaskan dalam ebook ini yakni minat dan passion. Dalam hati saya bergumam minat saya apa ya? Berikut ulasan tentang minat seperti tertera dalam ebook Startup Mindset

 

Jessica McGregor Johnson, seorang empowerpent coach mengatakan bahwa minat itu menumbuhkan rasa ingin tahu, sifatnya lebih pada aspek intelektual, sesuatu yang ingin kita cari tahu lebih banyak.

 

Apa minat Anda?

Apa itu minat? Kalau kata passion sudah menjadi trend dalam seminar-seminar. Menurut saya yang sering dicampuradukkan adalah istilah minat. Minat adalah ketertarikan kita akan sesuatu hal. Minat ini membuat  kita ingin tahu lebih banyak, membuat diri kita betah menekuni hal itu berlama-lama. Tanpa minat, serasa tak ada energi untuk melakukannya.


Tentu saja minat manusia itu banyak sekali. Namun dalam kelompok besarnya bisa dibagi ke dalam 6 jenis. Pembagian ini berdasarkan value yang dianut oleh manusia. Teorinya dikemukakan oleh pakar psikologi yang namanya Eduard Spranger. Keenam tipe ini adalah:

1. Tipe agama

2. Tipe pengetahuan

3. Tipe ekonomi

4. Tipe politik

5. Tipe sosial

6. Tipe artistik

 

Urutan di atas bukan merupakan mana yang lebih baik, tapi berdasarkan apa yang menjadi nilai hidupnya yang kemudian terwujud dalam minatnya. Cara mengujinya memang mudah. Misalnya, kalau anda dapat rejeki, apa yang akan anda lakukan dengan uang anda. Apakah berencana untuk membantu orang lain (tipe sosial), atau untuk beli buku atau belajar (tipe pengetahuan), atau untuk dana jadi kepala desa (tipe politik), atau untuk bikin sanggar seni entah musik, tari, lukis, dll (tipe artistik), atau untuk bisnis (tipe ekonomi).

 

Lalu, apa tipe yang bukan tipe ekonomi ini tidak cocok jadi entrepreneur? Tentu saja bisa. Untuk itu, akan ada seniman yang entrepreneurial, ada pemimpin daerah yang entrepreneurial, guru yang entrepreneurial, dan sebagainya.

 

Jadi, coba gali, apa minat dari diri kita. Di antara keenam tipe itu, mana yang paling kuat. Bisa saja ada kombinasi, misalnya agama dan pengetahuan. Sebagai contoh, Gus Dur, menurut saya adalah tipe pengetahuan, dan karena lingkungan keluarganya, beliau juga tipe agama. Tapi ketika menjadi presiden, di mana harus menjadi manusia politik, beliau tidak bisa “berbasa-basi” sebagaimana harusnya politikus.  Hal yang sama juga dengan BJ. Habibie, yang juga gabungan tipe pengetahuan dan ekonomi. Bagi beliau, asal menguntungkan, pesawat ditukar ketan juga tak masalah. Tapi ini dianggap aneh bagi orang yang bukan tipe ekonomi dan menjadi buruk di mata politik.

 

Memang, bagi manusia tipe ekonomi di mana lebih mudah ke arah mencari uang lewat berjualan atau berbisnis, maka tipe ini yang paling getol ingin cepat kaya. Kalau tipe lain barangkali tidak. Mereka butuh uang, tapi tidak termotivasi dengan uang. Mereka ingin berkarya sesuai dengan pilihannya.


Dari semuanya ini, tak ada pilihan yang benar atau salah. Namun semua pilihan memiliki konsekuensi. Kalau kita siap menerima  konsekuensinya, berusahalah untuk bisa menyenangi apa yang kita lakukan. Cintai apa yang kita kerjakan maka kita akan melakukannya dengan penuh hasrat. Passion bisa berawal dari diri kita sebelumnya, namun melalui apa yang kita lakukan dan menjadi kebiasaan, itu lama-lama juga akan menjadi passion kita.

 

Aristoteles, filsuf Yunani kuno mengatakan, “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Keunggulan, oleh karena itu bukan suatu tindakan, melainkan suatu kebiasaan.”

 

ooO Safaruddin Iyando Ooo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar